Cinta yang Menghapus Nama di Silsilah
Di tepi sungai Nilam, di mana kabut abadi menari seperti roh penasaran, hiduplah seorang gadis bernama Mei. Di dunia manusia, ia hanyalah bayangan, anak yatim piatu yang namanya terukir samar di prasasti batu nisan yang terlupakan. Namun, di dunia roh, ia dikenal sebagai Bintang Jatuh, cahaya yang redup namun tak bisa dipadamkan.
Dua dunia, terpisah namun terhubung oleh jembatan ilusi yang rapuh. Di dunia manusia, lentera-lentera kertas berwarna zamrud mengapung di sungai, cahayanya menari di permukaan air, seolah membisikkan rahasia yang tak bisa Mei pahami. Di dunia roh, bayangan-bayangan di dinding berbicara, menceritakan kisah kuno tentang cinta dan pengkhianatan, tentang raja iblis yang jatuh cinta pada seorang dewi.
Mei merasa ditarik ke dunia roh, sebuah tempat di mana bulan bukan hanya sekadar cahaya, tetapi memori. Bulan mengingat namanya, bulan melihat jiwanya yang terfragmentasi, bulan tahu bahwa kematiannya di dunia manusia bukanlah akhir, melainkan AWAL.
Di sana, di antara roh-roh gentayangan dan pepohonan perak yang menjulang tinggi, ia bertemu Lian, seorang pria dengan mata sekelam malam dan rambut seputih salju. Lian adalah penjaga Gerbang Abadi, penghubung antara dunia manusia dan dunia roh. Ia memiliki aura misterius yang memabukkan, aura KEKUATAN dan KESEDIHAN yang bercampur menjadi satu.
Lian mengaku mencintai Mei sejak lama, jauh sebelum ia terlahir kembali di dunia manusia. Ia mengatakan bahwa takdir mereka terjalin, bahwa ia telah menunggu kedatangannya selama ribuan tahun. Cinta mereka tumbuh seperti bunga lotus di lumpur, indah dan tak terduga. Namun, ada sesuatu yang aneh.
Setiap kali Mei mencoba mengingat masa lalunya, kepalanya terasa sakit yang luar biasa. Bayangan-bayangan itu menjadi lebih menakutkan, bisikan mereka semakin menyesatkan. Ia mulai curiga bahwa Lian menyembunyikan sesuatu, bahwa cintanya bukanlah kemurnian yang ia bayangkan.
Suatu malam, di bawah cahaya bulan yang berkhianat, Mei menemukan sebuah buku kuno di perpustakaan Lian. Buku itu menceritakan tentang seorang penyihir yang mengkhianati seorang dewi, tentang kutukan abadi yang menimpa silsilahnya. Nama penyihir itu terukir di setiap halaman, huruf-hurufnya terbakar seperti api: LIAN.
Mei menyadari semuanya. Lian bukanlah kekasihnya, melainkan tawanannya. Ia menggunakan Mei untuk memecahkan kutukan, untuk menghapus namanya dari silsilah yang terkutuk. Kematian Mei di dunia manusia bukanlah kecelakaan, melainkan PERSEMBAHAN.
Lalu, siapa yang benar-benar mencintainya? Siapa yang memanipulasi takdir?
Di tengah kebingungan dan pengkhianatan, Mei menemukan jawaban di tempat yang tak terduga: bayangan yang selama ini berbicara padanya. Bayangan itu adalah roh seorang prajurit yang telah lama mati, seorang pria yang telah bersumpah untuk melindungi dewi dari penyihir. Ia telah melihat segalanya, ia tahu kebenaran.
Prajurit itu menunjukkan kepada Mei sebuah cermin ajaib. Di dalamnya, ia melihat dirinya sendiri, tetapi bukan dirinya yang sekarang. Ia melihat seorang wanita dengan gaun putih bersih dan mahkota bintang di kepalanya. Ia adalah DEWI.
Lian telah menipunya, tetapi cinta SEJATI tidak akan pernah bisa dihancurkan.
Di saat-saat terakhir, Mei, dengan kekuatan dewi yang terbangun, menghadapi Lian. Ia tidak membencinya, tetapi ia tidak bisa membiarkannya terus memanipulasi takdir. Ia menggunakan kekuatan cintanya, cinta prajurit yang selama ini melindunginya, untuk memecahkan kutukan itu sendiri.
Lian menghilang, namanya terhapus dari silsilah. Dunia roh dan dunia manusia kembali seimbang. Mei, sebagai dewi, memilih untuk kembali ke bintang-bintang, untuk menjaga keseimbangan kosmos.
Namun, sebelum ia pergi, ia membisikkan satu kalimat kepada prajurit itu, sebuah janji yang akan abadi:
"Setiap kali bintang jatuh, ingatlah nama kita, karena di sanalah cinta akan bersemi kembali…"
You Might Also Like: Diskon Skincare Lokal Berkualitas Di
Post a Comment