Bayangan yang Menyimpan Nama Musuh
Di antara kabut Lembah Seribu Bunga, terhampar dua dunia: Alam Manusia yang fana, dan Alam Roh yang abadi. Di kedua dunia ini, takdir Lin Wei menggantung, seutas benang merah yang terjalin antara misteri dan keajaiban.
Lin Wei, di dunia manusia, hanyalah seorang sarjana muda yang tenggelam dalam buku-buku kuno. Namun, di Alam Roh, ia dikenal sebagai Jiwa Pengembara, roh tanpa ingatan yang bergentayangan di tepian Danau Bulan. Ia tak tahu bagaimana ia bisa berada di sana, tak ingat siapa dirinya. Hanya ada satu petunjuk: bayangannya sendiri, yang berbicara dengan suara serak, "Namamu... terkunci dalam ingatan bulan."
Malam demi malam, Lin Wei menatap Danau Bulan. Permukaan airnya dipenuhi lentera-lentera kecil yang menyala, masing-masing memantulkan wajah yang berbeda. Katanya, setiap lentera mewakili jiwa yang hilang, dan setiap wajah adalah nama yang terlupakan. Ia mencoba menyentuh lentera-lentera itu, berharap menemukan wajahnya sendiri, namanya sendiri.
Suatu malam, bayangan Lin Wei tiba-tiba berkata, "Kau mati di dunia manusia. Dibunuh. Tapi kematianmu bukanlah akhir. Itu adalah awal."
Kata-kata itu menghantam Lin Wei seperti petir. Kematian? Ia tak ingat apa-apa. Tapi bayangannya terus membisikkan rahasia. "Musuhmu... menyimpan namamu dalam kegelapan. Mereka takut kau kembali."
Lin Wei memulai perjalanan. Ia melintasi jembatan antara dua dunia, mencari kebenaran di balik kematiannya. Di dunia manusia, ia menemukan dirinya sebagai pewaris terakhir keluarga Lin, yang dulu sangat berpengaruh namun kini hancur berantakan. Rahasia keluarga tersembunyi dalam gulungan-gulungan kuno yang dijaga ketat oleh penjaga setia.
Di Alam Roh, ia dibimbing oleh roh rubah bernama Yue, makhluk cantik dengan sembilan ekor yang berkilauan. Yue mengaku mencintai Lin Wei, mengatakan bahwa mereka ditakdirkan untuk bersama. Ia menunjukkan kepada Lin Wei cara mengendalikan kekuatan rohnya, cara membaca bahasa bayangan, dan cara melihat ingatan bulan.
Namun, ada sesuatu yang ganjil. Yue terlalu sempurna, terlalu membantu. Lin Wei mulai bertanya-tanya: Apakah cinta Yue tulus, ataukah ia hanya memanipulasinya?
Semakin dalam Lin Wei mencari, semakin rumit pula jaring kebohongan yang ia temukan. Ternyata, kematiannya bukan hanya karena perebutan kekuasaan. Ada ramalan kuno tentang seorang "Jiwa Terpilih" yang mampu membuka gerbang antara Alam Manusia dan Alam Roh, kekuatan yang sangat diinginkan oleh para Penyihir Kegelapan.
Di puncak Gunung Abadi, Lin Wei menghadapi musuh-musuhnya. Ternyata, dalang di balik kematiannya adalah pamannya sendiri, Lin Feng, yang bersekutu dengan Penyihir Kegelapan untuk merebut kekuatan Jiwa Terpilih. Lin Feng memiliki bayangan yang mengerikan, yang dipenuhi dengan nama-nama jiwa yang telah ia curi.
Saat Lin Wei hampir kalah, ia mendengar suara lembut. "Jangan takut. Aku bersamamu." Itu adalah Bayangannya sendiri, yang kini bersinar dengan cahaya keemasan. Bayangan itu mengungkapkan rahasia yang mengejutkan: Bayangan itu adalah manifestasi dari cinta sejati yang telah lama dilupakan, cinta dari seorang gadis bernama Mei yang rela mengorbankan segalanya untuk melindungi Lin Wei.
Mei, di kehidupan lampau, adalah kekasih Lin Wei. Ia adalah putri seorang tabib istana yang diracun oleh Lin Feng. Sebelum meninggal, Mei mentransfer jiwanya ke dalam bayangan Lin Wei, berharap bisa melindunginya dari bahaya.
Dengan kekuatan cinta Mei, Lin Wei mengalahkan Lin Feng dan para Penyihir Kegelapan. Ia membebaskan jiwa-jiwa yang terperangkap dalam bayangan Lin Feng, dan memulihkan keseimbangan antara Alam Manusia dan Alam Roh.
Namun, kemenangan ini datang dengan harga yang mahal. Mei harus menghilang, kembali ke alam roh untuk menjaga keseimbangan. Yue, yang ternyata adalah mata-mata Penyihir Kegelapan, menghilang tanpa jejak. Cinta sejati dan pengkhianatan; mereka menari dalam bayang-bayang.
Lin Wei berdiri di tepi Danau Bulan, menatap lentera-lentera yang menyala. Ia tahu bahwa takdirnya belum selesai. Ia harus terus menjaga keseimbangan antara dua dunia, dan mencari cara untuk membawa Mei kembali. Siapa sebenarnya yang mencintai? Siapa yang memanipulasi takdir? Jawabannya terkubur dalam hembusan angin, dalam bisikan daun-daun.
"Di antara dua dunia, takdir menanti, hingga cahaya bulan mengembalikan ingatan yang hilang."
You Might Also Like: Cerpen Terbaru Kau Berjanji Akan
Post a Comment