SERU! Bayangan Yang Membawa Racun

Bayangan yang Membawa Racun

Aula Emas berkilauan diterangi ribuan lilin. Dinding-dindingnya, berlapis emas murni, memantulkan kemegahan yang menyiksa—seolah menyembunyikan dosa-dosa yang berakar di setiap sudutnya. Kaisar Li Wei berdiri tegak di singgasananya, tatapannya tajam mengamati barisan pejabat istana yang membungkuk dalam-dalam. Di antara mereka, berdiri Putri Ling, kecantikannya bak rembulan di tengah malam, namun matanya menyimpan badai yang tersembunyi.

Li Wei, sang Kaisar yang kejam namun mempesona, adalah segalanya bagi Ling. Ia adalah pelindungnya, cintanya, sekaligus rantai yang mengikatnya pada istana penuh intrik ini. Sejak kecil, Ling diajarkan untuk menjadi pion dalam permainan politik, dan Li Wei-lah yang melatihnya. Cinta mereka berkembang di tengah bisikan pengkhianatan, janji-janji palsu, dan RENCANA tersembunyi di balik tirai sutra.

"Putri Ling," suara Kaisar memecah keheningan. "Aku telah menjodohkanmu dengan Jenderal Zhao. Pernikahan ini akan memperkuat kekaisaran kita."

Jantung Ling mencelos. Jenderal Zhao dikenal kejam dan haus kekuasaan. Ia adalah ancaman bagi segala yang Ling cintai, terutama bagi Li Wei. Tapi Ling tahu, menolak adalah bunuh diri.

Malam itu, Ling menyusup ke kamar Kaisar. "Yang Mulia," bisiknya, suaranya bergetar. "Pernikahan ini... adalah racun."

Li Wei membelai pipinya, senyumnya dingin. "Racun yang harus kutelan, Ling. Untuk kebaikan kekaisaran."

Kata-kata itu bagai pedang yang menembus jantung Ling. Ia menyadari, cintanya pada Li Wei hanyalah alat, bagian dari permainan takhta yang kejam. Ia hanyalah bayangan, digunakan untuk memanipulasi, untuk mencapai tujuan sang Kaisar.

Bertahun-tahun berlalu. Ling menjadi istri Jenderal Zhao, mengumpulkan informasi, mengasah kecerdasannya, dan menyembunyikan amarahnya. Di mata semua orang, ia adalah istri yang patuh, wanita lemah yang tunduk pada takdir. Tapi di balik senyumnya yang manis, rencananya matang.

Pada malam perayaan ulang tahun Kaisar, Ling menuangkan sesuatu ke dalam cawan arak Li Wei. Senyum tipis menghiasi bibirnya saat melihat Kaisar meneguknya.

Li Wei menatapnya, matanya terbelalak. "Ling... apa yang kau lakukan?"

"Kau mengajariku dengan baik, Yang Mulia," bisik Ling, suaranya sedingin es. "Kau mengajariku bahwa cinta adalah senjata, bahwa setiap janji bisa menjadi pedang. Aku hanyalah mengikuti permainanmu."

Li Wei jatuh tersungkur, racun bekerja dengan cepat. Aula Emas dipenuhi teriakan panik, tetapi Ling hanya berdiri tegak, tatapannya dingin dan penuh kemenangan.

Bayangan yang selama ini dianggap lemah akhirnya bangkit, elegan, dingin, dan mematikan.

Dan di bawah tatapan bulan sabit, Kekaisaran mulai menyusun sejarahnya yang baru.

You Might Also Like: Dracin Populer Kau Menulis Surat Padaku

Post a Comment